Pages

Sabtu, 28 Mei 2016

Penetapan PH Tanah

Penetapan PH Tanah
Larutan tanah adalah sifat tanah yang mengandung ion-ion terlarut yang merupakan hara tanaman. Konsentrasi ion-ion ini sangatlah beragam, tergantung pada ion terlarut serta jumlah bahan pelarut.Reaksi tanah yang penting adalah masam, netral, dan alkalis. Di mana dalam pernyataan ini didasarkan pada jumlah ion H+ dan OH- dalam larutan tanah. Bila dalam larutan ditemukan ion H+ lebih banyak dari ion OH, maka reaksi tanah tersebut adalah masam. Bila ion H+ sama dengan atau seimbang dengan ion OH maka reaksi tersebut adalah netral. Dan jika ion OH- lebih banyak dari ion H+ maka reaksi tersebut disebut reaksi alkalis.
Reaksi tanah berdasarkan atas dua unsur di mana sumber keasaman tanah adalah asam-asam organik dan anorganik serta ion-ion H dan Al dapat ditukar misalnya koloid dan sumber alkinitas atau kebasahan dimana hasil hidrolisis dari ion dapat tukar atau garam-garam alkalis.
Seperangkat faktor kimia tertentu menentukan pH yang terukur pada tanah. Oleh karena itu, penentuan pH tanah adalah salah satu uji yang paling penting yang dapat digunakan untuk mendiagnosis masalah pertumbuhan tanaman. Misalnya, daun yang berwarna hijau pucat pada tanaman yang sakit dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Apabila pH tanahnya serendah 5,5 atau kurang, maka penyakit tanaman itu mungkin tidak disebabkan oleh defisiensi besi, karena senyawa-senyawa besi mudah larut dalam keadaan asam. Apabila pH tanah adalah 8, maka kemungkinan adanya defisiensi besi perlu diperhitungkan sungguh-sungguh karena senyawa-senyawa besi sangat sukar larut pada tanah yang pH-nya 8.Berdasarkan uraian di atas, maka perlu melakukan percobaan reaksi tanah (pH) untuk mengetahui jenis reaksi dan nilai pH tanah Alfisol pada berbagai lapisan tanah.

Alat pengukur ph tanah
PH meter adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH (keasaman atau alkalinitas) dari cairan (meskipun probe khusus terkadang digunakan untuk mengukur pH zat semi-padat).

Cara menggunakan pH meter digital:
 
 Bersihkan botol dengan solusi penyimpanan, bilas elektroda, hingga kering
 
Ukur pH 4 buffer, yang merah muda.
 
Sesuaikan meter untuk membaca 4 dengan Cal 1 tombol di sebelah kiri.
 
Bersihkan pH 4 penyangga, bilas elektroda, hingga kering
 
Ukur pH 10 buffer, yang berwarna biru.
 
              
Sesuaikan meter untuk membaca 10 dengan Cal 2 tombol di sebelah kanan.
 
 Bersihkan pH 10 penyangga, bilas elektroda, menghapuskan kering.

Ukur pH 4 penyangga lagi. pH harus membaca 4. Jika tidak, menyesuaikan Cal 1 tombol
Kembali ke pH 10 penyangga. pH harus membaca 10. Jika tidak, menyesuaikan Cal 2 tombol.
Ulangi standarisasi menggunakan Cal 1 tombol dengan pH 4 penyangga dan Cal 2 tahu dengan 10 pH buffer sampai pembacaan konsisten diperoleh.


            Kemasaman atau kealkalian tanah (pH tanah) adalah suatu parameter penunjuk keaktifan ion H+ dalam suatu larutan, yang berkesetimbangan dengan H tidak terdisosiasi dari senyawa-senyawa dapat larut dan tidak larut yang ada di dalam sistem.  Jadi, intensitas keasaman dari suatu sistem dinyatakan dengan pH dan kapasitas keasaman dinyatakan dengan takaran H+ terdisosiasi ditambah N tidak terdisosiasi di dalam sistem.  Sistem tanah yang dirajai oleh ion-ion H+ akan bersuasana asam.
Penyebab keasaman tanah adalah ion H+ dan Al3+ yang berada dalam larutan tanah dan komplek jerapan.  Bila pH sama dengan 7 menunjukkan keadaan netral.  PH kurang dari 7 itu menunjukkan keadaan asam, dan pH lebih dari 7 menunjukkan keadaan alkalis.
(Ganesa Tanah, oleh Poerwowidodo, Institut Pertanian Bogor)

Kemasan tanah ada dua macam, yaitu:
1.      Kemasaman aktif yaitu kemasaman yang disebabkan oleh adanya ion H+ yang ada pada koloid tanah.
2.      Kemasaman pasif yaitu kemasaman yang disebabkan oleh ion H+ dan Al3+ yang ada pada kompleks jerapan tanah.

Sejumlah senyawa menyumbang pada pengembangan reaksi tanah yang asam atau basa.  Asam-asam organik dan anorganik, yang dihasilkan oleh penguraian bahan organik tanah, merupakan konstituen tanah yang umum dapat mempengaruhi kemasaman tanah.  Air merupakan sejumlah kecil ion H+.  suatu bagian yang besar dari ion H+ yang ada dalam tanah akan dijerap oleh kompleks lempung sebagai ion-ion H+ yang dapat dipertukarkan.
Ion-ion H+ tertukarkan tersebut berdisosiasi menjadi ion H+ yang dapat dipertukarkan merupakan penyebab terbentuknya kemasaman tanah potensial atau cadangan.  Ion-ion H+ bebas menciptakan kemasaman aktif.  Kemasaman aktif diukur dan dinyatakan sebagai pH tanah.
(Dasar-dasar Kimia Tanah, oleh Kim H. Tan)

Pengukuran pH tanah dapat diukur berdasarkan pada:
1.      Metode kolorimetri, yang lazim dilakukan di lapangan dan mampu memberi gambaran akurat pH tanah lapangan secara cepat.
2.      Metode elektrometrikal, yang lazim dilakukan di laboratorium.
Metode kolorimetri berdasarkan pada reaksi contoh tanah dengan suatu larutan indikator, lalu membandingkan warna suspensi.  Metode ini mampu mensidik nilai pH tanah pelikan dari 3,8 sampai 9,6.  indikator pH yang dikenal saat ini adalah bromkisol hijau, kresol merah, dan lain-lain.  Metode elektrometris berlandaskan pada perhitungan daya hantar listrik sistem tanah yang diuji dan nilai itu langsung dikalinrasi dengan kepekatan ion H+.  ketelitian metode ini mencapai 0,1 satuan pH.(Ganesa Tanah, oleh Poerwowidido, Institut Pertanian Bogor)

Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting sebab terdapat hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga terdapat hubungan antara pH dengan proses pembentukan tanah. Kemasaman tanah ditentukan oleh dinamika H+ di dalam tanah, ion H+ yang terdapat dalam suspensi tanah berada keseimbangan antara ion H+ yang terjerap. Akibat dari proses itu, maka dikenal dua jenis kemasaman, kemasaman aktif dan kemasaman potensial. Kemasaman aktif disebabkan oleh ion H+ di dalam larutan tanah, sedangkan kemasaman potensial disebabkan oleh ion H+ dan Al3+ yang terjerap pada permukaan kompleks jerapan (Anonim, 2009).
Untuk menyeragamkan pengertian, sifat reaksi dinilai berdasarkan konsentrasi ion H dan dinyatakan dengan pH. Dengan kata lain, pH tanah = - log  [H] tanah. Bila konsentrasi ion H bertambah maka pH turun, sebaliknya bila konsentrasi ion OH bertambah pH naik. Distribusi ion H dalam tanah tidak homogen. Ion H lebih banyak dijerap daripada ion OH, maka ion H lebih pekat di dekat permukaan koloid, sedangkan OH sebaliknya. Dengan demikian pH lebih rendah di dekat koloid daripada tempat yang jauh dari koloid (Hakim, dkk. 1986).
Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 masam, dan lebih besar dari 7 basis atau alkalis. Pada keadaan netral konsentrasi ion H+ sama besar dengan konsentrasi ion OH- dan pada keadaan alkalis sebaliknya. Reaksi tanah menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah. Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses biologik, seperti pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH yang ekstrim menunjukkan keadaan kimia tanah yang dapat mengganggu proses biologik. Kelas kemasaman tanah ada 6 macam, yaitu < 4,5 sangat masam, 4,5 - 5,5 masam, 5,6 - 6,5 agak masam, 6,6 - 7,5 netral, 7,6 - 8,5 agak alkalis, dan < 8,5 alkalis (Pairunan, dkk. 1985).
Di daerah rawa-rawa sering ditemukan tanah-tanah sangat masam dengan pH kurang dari 3,0 yang disebut tanah sulfat masam (cat clay) karena banyak mengandung asam sulfat. Di daerah yang sangat kering (arid) kadang-kadang pH tanah sangat tinggi (pH lebih dari 9,0) karena banyak mengandung garam Na. Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, dan mempengaruhi    perkembangan mikro   organisme. Tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan kapur ke dalam tanah, sedang tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pH-nya dengan penambahan belerang  (Hardjowigeno, 2003).  
Pengaruh pH tanah yang utama bersifat hayati. Beberapa organisme mempunyai toleransi agak kecil terhadap variasi pH tanah, tetapi organisme lainnya mempunyai toleransi kisaran pH-nya luas. Dari penelitian terbukti bahwa sesungguhnya konsentrasi H+ atau OH- tidak begitu penting kecuali pada keadaan yang  ekstrim. Yang  paling  penting   adalah   keadaan - keadaan  pH  tertentu   yang
berkaitan (Foth, 1994).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Tanah
            Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi tanah yaitu sebagai berikut Hakim, dkk, (1986)
1.      Kejenuhan Basa
Kejenuhan basa adalah perbandingan antara kation basa dengan jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada koloid tanah.  Kejenuhan basa juga mencerminkan perbandingan kation basa dengan kation hidrogen dan almunium. Berarti semakin kecil kejenuhan basa, semakin masam pula reaksi tanah tersebut atau pH-nya semakin rendah. Kejenuhan basa 100% mencerminkan pH tanah yang netral, kurang dari itu mengarah ke pH tanah masam, sedangkan lebih dari itu mengarah ke basa.
2.      Sifat Misel (Koloid)
            Sifat Misel yang berbeda-beda dalam mendisosiasikan ion H+ terjerap menyebabkan pH tanah berbeda pada koloid yang berbeda, walaupun kejenuhan basanya sama. Koloid organik mudah mendisosiasikan ion H+  ke dalam larutan.

            Faktor-faktor lain yang mempengaruhi  tingkat kemasaman tanah yaitu pencucian basa, mineralisasi atau dekomposisi bahan organik, respirasi akar yang menghasilkan CO2 dan pemberian pupuk yang bereaksi masam dalam tanah (Pairunan, dkk, 1985).

0 komentar:

Posting Komentar